BAUBAU, mediakini.com – Kurang lebih 83 wisatawan asing tiba di Pelabuhan Murhum Kota Baubau dengan menggunakan kapal Pesiar National Geographic, Sabtu (29/6/2024).
Para wisatawan ini disambut meriah oleh puluhan perangkat adat Buton. Berdasarkan pantauan media ini, sang kapten Kapal Pesiar dan wisatawan disambut puluhan perangkat adat Buton dengan menggunakan pakaian adat.
Para wisatawan melalui tradisi doa keselamatan dan disambut tarian Mangaru oleh perangkat adat Buton.
Setelah mendapat sambutan di Pelabuhan. Para wisatawan mengunjungi Pasar tradisional Wameo. Mereka berkeliling untuk melihat dagangan khas Buton, mulai dari sayur mayur, bumbu makanan, dan ikan segar.
Kemudian, para wisatawan melanjutkan di Benteng Keraton Buton. Di kawasan wisata Budaya ini, mereka disambut dengan Tarian Galangi dan puluhan perangkat adat Buton.
Usai itu, mereka menyantap kelapa muda sembari mendengarkan sambutan dari Dinas Pariwisata Kota Baubau, Idrus Taufik Saidi sebagai perwakilan pemerintah Kota Baubau. Melalui Kepala Dinas Pariwisata, Fecky Saidi memberi cinderamata kepada para wisatawan.
Para turis asing itu melanjutkan dengan melakoni budaya Haroa Buton dan menyantap makanan khas Buton. Setiap dari mereka dipakaikan sarung Buton.
Tampak para gadis Buton bersiap diri untuk menyuap para wisatawan. Pada momen ini, para turis sangat kaget dan antusias untuk merasakan dan mencicipi, bahkan membungkus kue khas Buton untuk dibawa pulang di kapal Pesiar mereka.
Setelah menyantap makanan khas Buton, para wisatawan kembali dihibur oleh fashionshow pakaian adat Buton sembari diiringi alat musik gambus. Tampak para wisatawan itu begitu tertarik, bahkan bergantian ingin berfoto dengan para model baju adat Buton itu.
Persembahan terakhir, para wisatawan menyaksikan tarian bambu adat Buton. Tidak sedikit dari mereka turut serta bergembira bersama para penari dan menikmati tarian tradisional asal Buton itu.
Salah seorang wisatawan asing asal Afrika, Ross Gamon mengatakan, dia sangat senang atas kunjungannya di pulau Buton Khususnya Kota Baubau.
“Yang paling saya suka adalah tarian selamat datang. Tarian selamat datang seperti ini tidak pernah saya temukan di tempat lain. Juga, baju adat budaya sangat spesial. Dan makanannya juga sangat spesial. Saya masih ingat lapa-lapa, saya belum pernah melihat nasi seperti itu,” ungkap Gamon dalam bahasa Inggris.
Saat ditanya kalimat apa yang tepat untuk menggambarkan Kota Baubau. “The best place in Sulawesi to come,” ungkap Gamon sebelum kembali berlayar di kapal Pesiar National Geographic.
Penulis: Rahman