BAUBAU, mediakini.com – Rumah Apung Warumusio adalah salah satu destinasi kuliner unik. Tempat ini mengangkat konsep rumah makan terapung di pesisir Warumusio, Kelurahan Kadolomoko, Kecamatan Kokalukuna, Kota Baubau.
Lokasi tempat ini tidak begitu jauh dari pusat Kota. Kurang lebih waktu tempuh dari pusat Kota Baubau sekitar 10 menitan.
Tidak lama setelah dibuka pada 15 November 2022 lalu, rumah apung ini sekejap menjadi perhatian warga Kota Baubau. Karena, konsepnya yang unik menjadikan tempat ini satu-satunya rumah makan apung di Kota Baubau.
Rumah apung ini memiliki sejumlah fasilitas. Jembatan utama yang berwarna pelangi. Kemudian, sampan kecil yang difungsikan sebagai jembatan dari jembatan utama ke rumah makan apung.
Menu rumah makan ini pun cukup beragam. Tersedia makanan ringan seperti kentang goreng dan ubi goreng. Dan makanan favorit di sini adalah Parende dan ikan bakar. Menariknya, ikannya masih sangat segar, karena ikannya diambil hidup-hidup dari keramba. Kemudian diolah sesuai pesanan.
Rumah apung ini memiliki kesan klasik dengan banyak lampu kecil berwarna kuning. Juga tersedia spot indah untuk berswafoto di lantai dua. Dari spot ini, pengunjung bisa menyaksikan seluruh pesisir Kota Baubau.
Rumah makan ini dibuka sejak pukul 15.00 hingga pukul 23.00. Namun, lokasi ini menjadi menarik kala pengunjung ingin menyaksikan senja. Bahkan, pemandangan indah malam hari Kota Baubau juga bisa disaksikan dari rumah apung ini.
Untuk harga dari menu makanan dan minuman rumah apung ini masih dalam taksiran terjangkau. Minuman sekitar Rp 10 ribu sampai Rp 15 ribuan. Sedangkan makanan dari kisaran Rp 10 ribu hingga 60 ribu.
Alhasil, tidak sedikit warga Kota Baubau ataupun warga luar Kota mengunjungi lokasi ini. Mulai dari muda-mudi hingga kelompok keluarga. Pengawas Rumah Apung Warumusio, Burhan mengungkapkan, pada hari biasa pengunjung berkisar 30-an orang. Sedangkan di akhir pekan, pengunjung bisa mencapai 50 orang.
“Pada pekan olahraga provinsi kemarin, selama tiga hari Kamis dikunjungi atlet dari luar Kota. Jumlah pengunjung kami bisa mencapai 70 orang dalam sehari,” ungkap Burhan pada.
Rumah makan apung ini terbuat dari 86 drum dan 20 kubik kayu kelas satu dengan luas 8 x 20 meter. Kata Burhan, pihaknya menghabiskan hampir Rp 300 juta untuk merakit rumah apung ini.
Dia melihat, rumah apung ini memiliki daya tarik yang cukup kuat bagi warga Baubau. Mengingat, warga Baubau sangat tertarik dengan sesuatu yang baru dan unik.
Tantangan usaha ini, lanjut Burhan, ketika angin kencang akan membuat para pengunjung tidak nyaman dengan guncangan ombak. Oleh karena itu, pihaknya sangat memperhatikan cuaca. Bahkan pada musim barat nanti, pihaknya akan menutup sementara rumah apung ini hingga kondisi cuaca membaik. (Red)