Hari ini, mungkin kita tidak asing ketika mendengar publik figur Indra Frimawan. Indra dikenal sebagai komika stand up komedi Indonesia dengan ciri khas materi yang sangat absurd. Sebab, karakter Indra dalam membawakan komedi mengajak penonton berpikir lebih keras untuk memahami komedinya dibanding komika lainnya.
Indra tidak hanya memiliki penggemar, namun juga ada sejumlah orang yang tidak menerima komendinya yang absurd. Namun, di balik itu, Indra menyimpan banyak gagasan atau kebijaksanaan tentang kehidupan. Atau kalau boleh, kita bisa sebut sebagai “filosofi” Indra Frimawan yang sebenarnya bisa menjadi referensi dalam memaknai kehidupan kita. Berikut, sejumlah gagasan Indra Frimawan yang dirangkum oleh mediakini.com.
1. Pengakuan
Indra Frimawan menceritakan di Podcast Kemal Palevi, bahwa dia adalah seorang yang suka minder sejak kecil. Lingkungan sekolah dan lingkungan rumah yang begitu menekan membentuk dia menjadi sosok yang tidak percaya diri.
Seakan-akan pengakuan orang lain menjadi manifestasi atau wujud dari kenyataan tentang dirinya. Namun, setelah menjalani sejumlah momen dalam hidupnya, Indra menyadari yang paling penting bukan pengakuan orang, melainkan pengakuan diri sendiri.
Hal ini dibuktikannya dengan meracik dan konsisten dengan materi komendinya yang absurd. Karakter komedinya seakan-akan melawan pandangan orang lain akan cita rasa komedi mayoritas.
“Jadi kalau ada orang yang rasa lo salah atau tidak suka. Tapi yang lo lakukan untuk dirimu sendiri. Maka lakukan saja,” pungkasnya pada acara podcast Kemal.
2. Menjadi Bukan Siapa-Siapa
Indra melihat ada kelemahan atas pencapaian manusia. Manusia gampang menunjukan kesombongan setelah merasakan melakukan sesuatu.
Oleh karena itu, Indra menyarankan untuk terus menjadi bukan siapa-siapa di setiap hari yang baru. Yaitu dengan memulai harimu dari titik nol lagi. Mengosongkan diri untuk melakukan sesuatu yang baru. Sebab, manusia yang merasa penuh akan berakhir pada kesombongan dan tidak bisa berbuat sesuatu yang baru. Maka tetaplah menjadi bukan siapa-siapa.
3. Definisi Sukses
Komika dengan julukan Prince of Mind-Blowing itu mendefinisikan kesuksesan dengan melihat kesederhanaan orang tua yang bisa bahagia dari masalah-masalah kecil yang sedang dihadapi. Menurutnya, sukses adalah berdamai pada hal apapun yang sedang dihadapi. Termasuk dimulai dari masalah-masalah kecil dalam hidup.
“Sukses itu ketika damai dengan apapun. Tidak perlu terganggu dengan hal-hal kecil di pikiranmu. Lakukan hal yang bisa bikin kamu damai, seperti siram tanaman. Sukses bukan berapa banyak nominal yg dipunya. Namun, menuju tingkat perdamaian dengan apapun,” bebernya.
4. Kebebasan dan Zona Nyaman
Indra menolak terma “keluar dari zona nyaman”. Sebab, Indra melihat siapa sih di dunia ini manusia yang tidak ingin nyaman. Indra lebih senang menggantinya dengan “Melebarkan zona nyaman”. Sehingga, seseorang tidak boleh pada satu teritori zona nyaman saja, namun bagaimana bisa memperluas zona nyaman itu.
Teritori zona nyaman ini sangat berhubungan dengan kebebasan seseorang. Sebab, zona nyaman yang terbatas akan membatasi juga kebebasan seseorang dalam bertindak.
Indra memberi perumpamaan memperluas zona nyaman seperti membabat hutan. Semakin seseorang membabat hutan, semakin besar teritori kebebasan dan Zona nyaman yang dimiliki. Meskipun begitu, kala membabat hutan, resiko bertemu harimau atau hewan buas lainnya pasti ada. Pertanyaannya, kamu berani gak membabat hutan dan bertemu hewan buas?
5. Ilmu dari Sebungkus Mi Instan
Pada salah satu momen krisis dalam hidupnya, Indra menemukan pelajaran hidup kala memasak mi instan. Dia membayangkan betapa nikmatnya makan mi. Namun, sebelum makan mi, dia harus melalui proses memasak mi. Mulai dari membuka bungkus mi, memanaskan air panas untuk mi, mencampurkan bumbu hingga menjadi mi yang layak untuk dimakan.
Dari sini, Indra mendapati pengertian kebahagiaan dan ketidakbahagiaan seperti mi dan bungkus mi. Yang kita nikmati adalah mi, bukan bungkus mi. Namun, mi instan satu paket dengan bungkusnya. Tanpa membuka bungkusnya dan melalui prosesnya, sebungkus mi tidak dapat dinikmati. Sehingga, bahagia dan ketidakbahagiaan adalah sepaket seperti mi dan bungkus mi.
“Happy dan gak happy satu paket. Jadi di fase sekarang, happy atau gak happy yang gua rasa adalah satu paket dari hal yang harus gua rasakan,” ungkap Indra.
Penulis: Rahman (tim redaksi mediakini.com)